Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Langkah - Langkah (Sintak) Pembelajaran Berbasis Masalah

Setelah sebelumnya kami telah membahas Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Solving), Tujuan Penggunaan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) dan Konsep Dasar dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. Di kesempatan ini kami bahas Langkah - Langkah (Sintak) Pembelajaran Berbasis Masalah. Berikut ini uraian lengkapnya.

Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. John Dewey (Wina Sanjaya, 2006:217) seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan enam langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang kemudian dinamakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu: 

  1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
  2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang. 
  3. Merumuskan hipotesis,yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkin-an pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
  4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
  5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
  6. Merumuskan rekomendasi pemecahan  masalah  yaitu  langkah  siswa  menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.


David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah melalui kegiatan kelompok (W.S.Winkel, 2007: 142): 

  1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.
  2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan.
  3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
  4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan. 
  5. Melakukan evaluasi, baik  evaluasi   proses   maupun   evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.


Sesuai dengan tujuan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang dikemukakan para ahli.

Maka secara umum Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 

  1. Menyadari Masalah
    Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan dan menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil atau bahkan individual. Merumuskan Masalah Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang harus dicari dari kesenjangan,selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, merinci  dan  menganalisis masalah  sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas spesifik dan dapat dipecahkan.
  2. Merumuskan Hipotesis
    Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
  3. Mengumpulkan Data
    Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data yang dalam proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang  didasarkan  pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data dan memilah data, kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami.
  4. Menguji Hipotesis
    Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Disamping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan. 
  5. Menentukan Pilihan Penyelesaian
    Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari presos Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.


Demikian uraian singkat tentang Langkah - Langkah (Sintak) Pembelajaran Berbasis Masalah (problem solving) semoga bermanfaat.