Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tujuan Penggunaan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Menurut Nana Sudjana, (2000:85) metode pemecahan masalah (problem solving) bukan hanya sekadar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.  

Sedangkan menurut  Jusuf Djajadisastra (1989:42) metode pemecahan masalah adalah suatu cara mengajar yang merangsang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk atas inisiatif sendiri mampu melakukan analisis dan sintesis terhadap persoalan yang dihadapi sehingga diperoleh penyelesaiannya. 

Lebih lanjut Nasution (1992: 173) menyatakan bahwa memecahkan masalah adalah metode belajar yang mengharuskan para siswa untuk menemukan jawabannya (discovery) tanpa bantuan khusus. Dengan memecahkan masalah para siswa menemukan aturan baru yang lebih tinggi tarafnya sekalipun ia mungkin tidak dapat merumuskannya secara verbal.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapatlah ditarik suatu pengertian bahwa metode pembelajaran berbasis pemecahan masalah  adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan  kepada para siswa untuk atas inisiatif sendiri mampu melakukan analisis dan sintesis terhadap persoalan yang dihadapi sehingga diperoleh penyelesaiannya.

Tujuan Penggunaan  Metode Pemecahan Masalah

Tujuan dari penggunaan metode Pemecahan Masalah ini, antara lain:

  1. Mengembangkan kemampuan berpikir logis, terutama dalam menganalisis data, mencari sebab akibat, mencari relasi antara data yang satu dengan yang lainnya, sehingga pada akhirnya dapat menemukan kunci pemecahannya, menyelesaikan masalah itu dan diperoleh jawabannya yang benar. Dengan kata lain, agar dapat melakukan analisis dan sintesis yang tepat.
  2. Memberikan kesempatan pengalaman kepada para siswa untuk belajar memecahkan persoalan di bawah bimbingan guru.

Melihat pada tujuan tersebut di atas maka jelaslah bahwa penggunaan metode ini bukanlah semata-mata karena bahan pelajarannya. Penggunaan metode ini harus dapat menumbuhkan pada  para siswa suatu keterampilan untuk pada akhirnya dapat memecahkan sendiri berbagai jenis masalah yang mungkin akan dijumpai dalam kehidupannya sehari-hari, baik di dalam keluarga maupun di masyarakat. Hal itu benar, karena pada hakikatnya hidup ini penuh dengan beraneka ragam masalah. Masalah-masalah itu bukannya harus dihindari dalam arti melarikan diri dari masalah melainkan harus dihadapi dipecahkan dan diselesaikan sehingga melancarkan kelangsungan hidup yang bersangkutan.

Memecahkan masalah  hidup  sehari-hari memang merupakan tugas setiap individu yang telah dewasa. Dengan demikian, penggunaan metode ini juga berarti membimbing para siswa untuk belajar hidup sebagai orang dewasa. Belajar melakukan tugas-tugas hidup baru yang biasa dilakukan orang dewasa di bawah bimbingan guru. Hanya anak-anak dan kanak-kanak saja yang biasanya lari dari suatu masalah yang dijumpainya. Biasanya mereka lari kepada ibu atau bapaknya. 

Mereka belum mampu menghadapi masalah itu sendiri dan dengan demikian masalah itu dipecahkan dan diselesaikan oleh orang tua mereka. Anak-anak dan kanak-kanak hanya menerima penyelesaian suatu masalah saja. Tetapi, di sekolah lanjutan, pada remaja harus sudah mulai belajar memecahkan dan menyelesaikan suatu masalah sendiri, walaupun masih dalam bimbingan guru.