Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Dasar dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat tiga ciri utama dari Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah siswa aktif berpikir, berkomuni-kasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir dedukatif dan induktif. 

Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Untuk mengimplementasikan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.

Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan: 

  1. Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
  2. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif. 
  3. Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa. 
  4. Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya. 
  5. Jika guru  ingin agar  siswa  memahami  hubungan  antara  apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).


Hakikat Masalah dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Masalah dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Tujuan yang ingin dicapai oleh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.

Hakikat masalah dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. 

Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 

Di bawah ini diberikan kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah: 

  1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video dan yang lainnya.
  2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
  3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya. 
  4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompe-tensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 
  5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.