Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dalam Pembentukan Kondisi Fisik

Dalam rangka meningkatkan kontribusi olahraga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka kegiatan olahraga yang dilakukan tidak hanya sekadar memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat agar masyarakat Indonesia selalu memiliki jiwa dan raga yang sehat dan segar jasmani, tetapi lebih dari itu adalah untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam kerja sesuai dengan profesinya dan apalagi yang dituntut dalam olahraga prestasi. 

Prestasi olahraga bila ditinjau dari kepentingan memberikan dampak yang positif baik terhadap pribadi, maupun kelompok, bahkan dapat mengharumkan nama bangsa dan negara. Dalam Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional BAB II, Pasal 4 dikemukakan “Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa”.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas ditentukan oleh empat indikator, yaitu memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial emosional dan kecerdasan kinestetik. Kecerdasan spiritual diperoleh melalui olah hati, kecerdasan intelektual diperoleh melalui olah pikir, kecerdasan sosial emosional diperoleh melalui olah rasa, dan kecerdasan kinestetik diperoleh melalui olahraga atau latihan fisik. Bila keempat indikator yang memengaruhi sumber manusia yang berkualitas tersebut dapat ditumbuhkembangkan secara optimal dengan seimbang, akan mampu mengkondisikan kualitas manusia lebih sempurna.

Kecerdasan kinestetik adalah:

  1. beraktualisasi diri melalui olahraga atau latihan fisik untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya tahan, sigap, terampil, dan trengginas,
  2. aktualisasi insan adiraga. Beraktualisasi diri, berarti melibatkan diri atau berpartisipasi melakukan latihan fisik atau kegiatan olahraga. Aktualisasi insan adiraga, adalah mengaktualisasikan nilai-nilai latihan fisik atau kegiatan olahraga ke dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai tersebut antara lain adalah: semangat juang, sportivitas, kejujuran, disiplin, etika, dan sebagainya.

Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, upaya untuk meningkatkan kemampuan fisik dan prestasi olahraga perlu pendekatan ilmiah (scientific approach). Latihan fisik dan kegiatan olahraga sekarang ini, tidak hanya dipengaruhi oleh partisipasi seseorang/masyarakat berolahraga atau atlet dan pelatihnya saja, tetapi juga oleh ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu (inter disipliner). 

Sehubungan dengan itu, Bompa (1990:12) memberikan ilustrasi tentang pendekatan dan sintesis dalam beberapa disiplin ilmu untuk mencapai kebugaran jasmani dan prestasi olahraga, sesuai dengan gambar bagan berikut:


Gambar 1.1.  Bagan Ilmu-ilmu yang Memperkaya Bidang Ilmu Teori dan Metodologi Latihan

Kualitas latihan fisik dan kegiatan olahraga tidak tergantung dari satu faktor saja melainkan dari bermacam-macam faktor yang tidak kala pentingnya dalam mencapai kebugaran jasmani dan prestasi olahraga. Selain kemampuan, bakat dan motivasi atlet itu sendiri, juga pengetahuan dan kepribadian pelatih, fasilitas dan peralatan, penemuan dari ilmu yang membantu dalam pertandingan (Bompa, 1990).

Latihan fisik dan kegiatan olahraga merupakan aktivitas yang sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologik dan psikologik manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dari hal tersebut terungkap fakta bahwa proses mencapai jenjang kemampuan dan prestasi puncak memerlukan waktu yang panjang dan perjuangan yang berat, sesuai dengan tuntunan cabang olahraga yang ditekuni untuk mencapai suatu standar yang telah ditentukan (Astrand dan Rodahl, 19860).

Morehause dan Miller (1971) yang dikutip olah Bompa (1990) mengungkapkan, melalui latihan seseorang mempersiapkan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam istilah fisiologisnya, seseorang mengejar tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan tingkat kesegaran jasmani sehingga berdampak positif terhadap prestasi dan penampilan olahraganya.

Latihan fisik dan kegiatan olahraga dapat memberikan perubahan pada semua fungsi sistem tubuh. Perubahan yang terjadi pada saat latihan berlangsung disebut respons, sedangkan perubahan yang terjadi akibat latihan yang teratur dan terprogram sesuai dengan prinsip-prinsip latihan disebut adaptasi. Terjadinya perubahan-perubahan peningkatan kemampuan fisiologis akibat latihan fisik, berkaitan dengan penggunaan energi oleh otot, bentuk dan metode serta prinsip-prinsip latihan yang dilaksanakan (Brooks dan Fahey, 1985).

Latihan fisik merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan fungsi jantung. Akibat dari latihan, bahwa pada waktu istirahat jumlah denyut nadi per menit pada orang yang latihan lebih rendah daripada yang tidak terlatih. Frekuensi nadi 40-60 pada olahragawan adalah suatu hal yang tidak jarang dijumpai. Peningkatan kekuatan otot, sedangkan kekuatan otot merupakan modal untuk mempermudah mempelajari teknik, mencegah terjadinya cedera dan dapat mencapai prestasi maksimal. 

Untuk mengetahui kemajuan suatu latihan fisik Johnson dan Nelson (1986) mengungkapkan, perlu dilakukan tes dan pengukuran sebagai suatu parameter kemampuan fisik (parameter fisiologis).