Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Sintak Pembelajarannya

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna. relevan, dan kontekstual (Tan Onn Sene 2000).

Tujuan Problem Based Learning (PBL) adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep - konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan (Norman and Schmidt).


Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009) antara Iain:

  1. masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;
  2. biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (illstructured);
  3. masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective);
  4. masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru;
  5. sangat mengutamakan belajar mandiri;
  6. memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, dan
  7. pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.


Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.

Pada PBL, guru berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi Iainnya.

Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012), sebagai berikut:

  1. Orientasi peserta didik pada masalah;
  2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
  3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
  5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

Langkah Kerja
Aktivitas Guru
Aktivitas Peserta Didik
Orientasi peserta didik pada masalah
Guru menyampaikan masalah yang akan di pecahkan secara kelompok. Masalah yang di angkat hendaknya kontekstual. Masalah bisa di temukan sendiri oleh peserta didik melalui bahan bacaan atau lembar kegiatan
Kelompok mengamati dan memahami masalah yang di sampaikan guru atau yang yang di peroleh dari bahan bacaan yang di sarankan
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing - masing
Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data / bahan - bahan / alat yang di perlukan untuk menyelesaikan masalah
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data / bahan selama proses penyelidikan
Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data / referensi / sumber) untuk bahan diskusi kelompok
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk di presentasikan
Kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya di presentasikan / di sajikan dalam bentuk karya
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok lain. guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan di lanjutkan dengan merangkum / membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang di peroleh dari kelompok lain

Kelebihan model ini menurut Akinoglu & Tandogan antara lain :

  1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik
  2. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik
  3. Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam
  4. Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah
  5. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah
  6. Mengembangkan kemampuan sosial dan ketrampilan berkomunikasi yang memungkinkan  mereka belajar dan bekerja dalam tim
  7. Mengembangkan ketrampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi / kritis
  8. Mengintegrasikan teori  dan praktik yang memungkinkan peserta didik menggabungkan pengetahuan lama dan pengetahuan baru
  9. Memotivasi pembelajaran
  10. Peserta didik memperoleh ketrampilan mengelola waktu
  11. Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat