Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa

Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan model pembelajaran yang dapat melatih keterampilan siswa dalam melaksanakan proses investigasi untuk mengumpulkan data berupa fakta dan memproses fakta tersebut sehingga siswa mampu membangun kesimpulan secara mandiri guna menjawab pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh guru (Bell dan Smetana dalam Maguire dan Lindsay, 2010: 55). 

Dalam penerapan model pembelajaran ini, Ibrahim (dalam Paidi, 2007: 8) menerangkan guided inquiry sebagai kegiatan inkuiri di mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil, dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan, dan bahan penunjang, guru hanya sebagai fasilitator.

Lebih lanjut, Wallace dan Metz (dalam Bilgin, 2009: 1038) mengemukakan bahwa hal terpenting dalam penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah kegiatan siswa sebagai peneliti dengan bimbingan guru, yang melatih siswa agar mampu berperan sebagai problem solver. Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan mampu memberikan dampak positif untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan ilmiah siswa.

Inkuiri yang diterapkan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan observasi dan mengemukakan jawaban atas suatu permasalahan melalui interpretasi data hingga diperoleh suatu kesimpulan (Carlson, 2008: 33). 

Inkuiri terbimbing tidak hanya menuntut siswa untuk dapat melakukan proses investigasi secara mandiri, tetapi juga menuntut siswa untuk mampu memahami implikasi suatu hasil eksperimen, hal tersebut secara rinci dijelaskan oleh MMC tahun 2007.

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan model inkuri terbimbing meliputi beberapa langkah kegiatan seperti yang dikemukakan oleh Hanson (2012: 1) sebagai berikut:

  1. Orientation
    Fase orientasi dilaksanakan untuk memunculkan ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran (creates interest), memberikan motivasi, membangitkan keingintahuan (generates curiosity), dan membangun informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya (prior knowledge).
  2. Exploration
    Fase eksplorasi memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan observasi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, serta membangun hipotesis berdasarkan permasalahan yang diajukan guru.
  3. Concept Formation
    Fase ini merupakan tindak lanjut dari tahap eksplorasi yang menuntut siswa untuk menemukan hubungan antarkonsep dan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis untuk membangun kesimpulan.
  4. Application
    Konsep berupa pengetahuan baru yang telah diperoleh diaplikasikan dalam berbagai situasi seperti latihan (exercise) yang memungkinkan siswa untuk menerapkannya pada situasi sederhana hingga permasalahan di kehidupan nyata (real-world problems). 
  5. Closure
    Fase penutup (closure) mengarahkan siswa untuk mampu melaporkan hasil temuannya, merefleksi apa yang telah dipelajari, hingga mengonsolidasikan pengetahuannya.


Adapun berdasarkan direktorat jendral guru dan tenaga kependidikan kementrian pendidikan dan kebudayaan dalam "Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi Pada Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi" halaman 37, langkah - langkah (sintak) pembelajaran untuk model pembelajaran inquiry learning di jelaskan dalam langkah berikut.

Sintak model pembelajaran inkuiri :

  1. Orientasi masalah
  2. Pengumpulan data dan verifikasi
  3. Pengumpulan data melalui eksperimen
  4. Pengorganisasian dan formulasi ekplanasi
  5. Analisis proses inkuiri


Demikian uraian singkat langkah - langkah pembelajaran model pembelajaran Inkuiri terbimbing. Tulisan ini kami kutif dari "buku pegangan pembelajaran berorientasi pada ketrampilan berpikir tingkat tinggi" halaman 37.