Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Suseno (2008: 63) menyatakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), merupakan suatu pendekatan kerja antar kelompok dengan  pengembangan kerjasama antar personal. Dalam pembelajaran ini terdapat penggunaan teknik permainan. Dalam permainan ini mengandung persaingan menurut aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam permainan diharapkan tiap - tiap kelompok dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk bersaing agar memperoleh suatu kemenangan.

Trianto (2009: 83) menyebutkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward. 

Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-angota tim lain untuk memperoleh nilai tambahan poin untuk skor tim mereka. Sedangkan menurut Slavin (2008: 163), TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti sebelumnya.

Setelah mempelajari beberapa pengertian mengenai TGT dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok - kelompok kecil yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan, jenis kelamin, ras. Setiap siswa berperan aktif dalam pembelajaran yang dikemas dalam bentuk turnamen akademik untuk memperoleh skor.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran di SD sangat sesuai dengan karakteristik siswa SD yang masih senang bermain. Dengan pembelajaran TGT siswa dapat belajar sambil bermain serta dilatih cara berkompetensi melalui pertandingan turnamen.

Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Menurut Slavin (2010: 166-7), terdapat lima komponen dalam TGT, yaitu presentasi di kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim.

a) Presentasi kelas

Presentasi digunakan guru untuk menerangkan materi pelajaran melalui pengajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru. Presentasi kelas juga dimanfaatkan guru untuk menyampaikan teknik pembelajaran yang akan digunakan.

Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena sangat membantu mereka dalam menjawab soal-soal pada saat kompetisi.

b) Tim (Kelompok)

Tim atau kelompok dalam TGT dibentuk berdasarkan keragaman kemampuan akademik siswa, yaitu kemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan mempersiapkan anggotanya untuk dapat menjawab soal dengan baik pada saat permainan. Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.

Pembelajaran dalam tim melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.

Poin penting pada pembelajaran yang menerapkan TGT yaitu anggota tim harus melakukan yang terbaik untuk tim dan setiap anggota tim harus saling membantu untuk keberhasilan tim.

c) Game (Permainan)

Game atau permainan terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi kelas. Setiap siswa mewakili masing-masing tim untuk bermain game di atas meja-meja turnamen.

Dalam satu permainan terdiri dari: kelompok pembaca, kelompok penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada.

Tugas kelompok pembaca yaitu mengambil kartu bernomor dan menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu.

Tugas kelompok penantang I yaitu menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda. Sementara kelompok penantang II bertugas menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda dan melakukan cek pada lembar jawaban.

d) Tournament (Turnamen)

Pada turnamen, siswa dengan kemampuan yang setara duduk dalam meja turnamen yang sama untuk melakukan pertandingan dan permainan akademik. Kompetisi yang seimbang ini memungkinkan siswa berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim.

e) Rekognisi Tim

Tim atau kelompok akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan lain apabila skor mereka mencapai kriteria tertentu.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Menurut Slavin (2010: 170-4), langkah-langkah penerapan model kooperatif tipe TGT yaitu sebagai berikut:

(1) Pengajaran

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara presentasi di dalam kelas. Presentasi mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan materi pelajaran.

(2) Belajar Tim

Para siswa mempelajari lembar-lembar kegiatan dalam tim mereka. Selama belajar dalam tim, tugas para anggota tim yaitu menguasai materi yang telah disampaikan guru dalam presentasi kelas dan membantu anggota lainnya untuk menguasai materi tersebut.

Para siswa mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses pengajaran serta untuk menilai diri mereka sendiri dan teman sekelasnya.

(3) Turnamen

Guru menyediakan lembar pemainan, lembar jawaban, lembar skor permainan, dan satu boks kartu bernomor untuk setiap meja turnamen. Sebelum memulai turnamen, siswa yang memiliki kemampuan setara duduk bersama dalam satu meja turnamen.

Berikut adalah gambar penempatan siswa pada meja turnamen menurut Slavin (2010: 168).

Untuk memulai turnamen, para siswa dalam setiap meja turnamen menarik kartu bernomor untuk menentukan pembaca yang pertama, yaitu siswa yang mendapat nomor tertinggi. Pembaca pertama mengocok kartu bernomor dan mengambil kartu yang paling atas, kemudian membaca dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor pada kartu yang diambil. 

Setelah pembaca memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, penantang I mempunyai pilihan untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda atau melewatinya. Begitu pula dengan penantang II, jika ia mempunyai jawaban yang berbeda dengan pembaca dan penantang I, maka penantang II boleh menantang atau memilih untuk melewatinya. Penantang harus berhati-hati karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenang- kan sebelumnya apabila jawaban mereka salah.

Setelah semua memberikan jawaban atau melewati pertanyaan, penantang II memeriksa dan membacakan jawaban yang benar. Siswa yang memberikan jawaban dengan benar akan menyimpan kartunya. Jika jawaban yang diberikan pembaca salah, maka pembaca tidak mendapatkan sanksi. Namun, jika jawaban yang diberikan penantang salah, maka penantang harus mengembalikan kartu kemenangannya. Untuk permainan putaran berikutnya, semua peserta bergerak satu posisi, yaitu penantang I menjadi pembaca, penantang II menjadi penantang I, dan pembaca menjadi penantang II.

Pada saat turnamen selesai, siswa mencatat nomor Gambar 2.1 Penempatan Siswa pada Meja Turnamen 43 yang telah mereka menangkan pada lembar skor permainan dan menambahkan pula skor yang mereka peroleh pada setiap game. 

Berikut adalah lembar pencatatan poin menurut Slavin (2010: 175).

Pemain
Tim
Game I
Game II
Game III
Total Hari Itu
Poin Tournament
Anggi
Tim A
Menang
Menang
Kalah
3 Kali Main
6 Point
Acun
Tim B
Menang
Kalah
Kalah
3 Kali Main
3 Point
Baki
Tim C
Kalah
Kalah
Kalah
3 Kali Main
0 Point

(4) Rekognisi Tim

Setelah turnamen selesai, guru menjumlahkan perolehan skor masingmasing tim. Guru mempersiapkan sertifikat atau bentuk penghargaan lain untuk diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria tertentu. Pedoman menghitung poin-poin turnamen menurut Slavin (2010: 175) adalah sebagai berikut: 

Kriteria penghargaan kelompok menurut Slavin (2010: 175) yaitu sebagai berikut:

Kriteria (Rata - Rata Tim) Penghargaan
40 Tim Baik
45 Tim Sangat Baik
50 Tim Super